YUSTISI.ID Lampung (06.07.2025) – Lapangan Korpri di Kantor Gubernur Lampung dipenuhi semarak Festival Seruit Lampung, bagian dari rangkaian Krakatau Festival 2025 (K-Fest). Acara yang dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari, berlangsung meriah dan penuh warna. Para peserta tampil mengenakan busana khas Lampung, berjoget dan bersuka cita usai menyajikan kreasi seruit mereka masing-masing.
Lebih dari sekadar kompetisi, festival ini menjadi panggung penghormatan terhadap salah satu warisan budaya kuliner Lampung. Dalam sambutannya, Purnama Wulan Sari menyampaikan bahwa seruit bukan hanya hidangan khas, tetapi juga simbol kearifan lokal yang sarat nilai kebersamaan dan identitas masyarakat Lampung. Seruit menjadi pengingat akan pentingnya gotong royong dan nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adat.
Salah satu tokoh budaya Lampung, Admi Syarif—yang juga merupakan anggota dewan pakar Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL)—turut hadir dalam acara ini. Ia terkesan dengan kekayaan rasa sambal seruit yang disajikan. Salah satu varian sambal yang memikat perhatiannya adalah sambal dengan isem kembang, sejenis mangga lokal Lampung yang menghasilkan aroma segar dan menggoda. Sambal mangga dan sambal nanas pun menambah semarak rasa dalam festival ini.
Lebih lanjut, Kiai Admi juga menemukan kembali makanan tradisional yang kini mulai langka, yaitu jeghuk atau asam pisang, hasil fermentasi pisang yang menawarkan rasa unik. Ia juga menikmati beragam lalapan khas Lampung, mulai dari puh (temu kunci), taduk (jantung pisang), daun jambu mete, jengkol, jalang-jaling, dan lainnya yang menjadi pelengkap cita rasa seruit.
Namun, satu lalapan yang tak berhasil ia temukan kali ini adalah umbuk atau umbi rotan—bahan makanan yang kini semakin sulit ditemukan.
Ragam kuliner tersebut mencerminkan kekayaan gastronomi Lampung yang harus terus dijaga, dikembangkan, dan dikenalkan ke khalayak lebih luas.
Menutup kunjungannya, Kiai Admi menyampaikan harapan besar, “Saya bermimpi kuliner Lampung tak hanya terkenal di daerah sendiri, tapi bisa hadir di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Bayangkan kalau suatu saat ada Indomie rasa gulai taboh atau sambal seruit instan—kita bisa nyeruit di mana saja, bahkan saat haji, hahaha!” ujarnya sambil tertawa.
Festival ini menjadi momentum penting dalam menghidupkan kembali semangat melestarikan dan memperkenalkan kekayaan kuliner Lampung ke tingkat yang lebih tinggi. (Red)

 
 
   
							












